Minggu, 04 November 2012

KEBUTUHAN ENERGI OLAHRAGA TENIS


Tenis dikategorikan sebagai olahraga yang terdiri dari kombinasi antara komponen aerobik dan anaerobik. Olahraga ini juga mulai dikategorikan sebagai ‘power sport’ dengan intensitas tinggi yang melibatkan beberapa aktivitas yang bersifat short bursts selain itu karena pertandingan tenis dapat juga berlangsung dalam waktu yang panjang hingga mencapai 5 jam maka olahraga ini mungkin juga dapat dikategorikan sebagai olahraga ketahanan (endurance).

Waktu permainan efektif dalam pertandingan tenis yaitu total waktu efektif bermain dalam 1 pertandingan adalah sekitar 20-30% untuk lapangan tanah liat dan 10-15% dalam lapangan keras. Dalam interval waktu ini juga , seorang pemain tenis akan berlari dengan jarak rata-rata sejauh 3 m per pukulan, berlari secara total sejauh 8-12 m hingga memperoleh point serta akan menyelesaikan 300-500 kegiatan intensitas tinggi dalam pertandingan dengan sistem best of three. Mulai tahun 2004, periode recovery dan waktu istirahat maksimum dalam pertandingan tenis telah di tetapkan oleh ITF. Waktu maksimum untuk istirahat antar poin adalah 20 detik, 90 detik antara pergantian servis serta 120 detik antar pergantian set.

Dalam menjalani kompetisi yang ketat, pemain tenis membutuhkan jumlah energi yang cukup besar dalam satu pertandingannya. Konsumsi energi pada pertandingan tenis single yang bersifat non-kompetitif diperkirakan adalah sekitar 300-660 kal/jam, sedangkan pada pertandingan ganda non-kompetitif konsumsi energinya adalah sekitar 204-462 kal per jam. Sedangkan untuk para pemain tenis pada level kompetitif konsumsi energi-nya menjadi lebih besar yaitu sekitar 384-660 kal per jam.

Sebagai olahraga yang dominan mengunakan kombinasi aktivitas aerobik dan anaerobik, metabolisme energi tubuh akan berjalan melalui 2 sistem utama yaitu sistem metabolisme energi aerobik dan energi anaerobik.Serta bergantung terhadap intensitas pertandingan, sistem metabolisme energi secara aerobik akan mengunakan simpanan karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi utamanya .Sedangkan pada aktivitas anaerobik yang biasanya merupakan aktivitas dengan intensitas maksimum atau tinggi, metabolisme energi tubuh akan berjalan secara anaerobik dengan mengunakan sistem phosphocreatine (PCr) dan anaerobik glikolisis (pemecahan glikogen) untuk memenuhi kebutuhan energi.

Sebagai sumber energi utama baik untuk metabolisme aerobik dan anaerobik, kebutuhan konsumsi nutrisi karbohidrat agar kebutuhan energi dalam olahraga tenis dapat terpenuhi adalah sekurangnya sebesar 6 gr per kg berat badan per hari (420 gr karbohidrat per hari untuk pemain tenis dengan berat badan 70 kg) atau kebutuhan ini akan meningkat menjadi 7-10 gr per kg berat badan apabila terjadi peningkatan frekuensi latihan. Contoh dari karbohidrat yang baik untuk dikonsumsi baik dalam suasana latihan atau pertandingan adalah nasi, pasta, pancake, roti selai/madu, kentang, sereal, bubur, puding dan juga buah-buahan seperti pisang atau apel. Konsumsi karbohidrat juga perlu diperhatikan terutama dalam interval < 2 jam setelah latihan/pertandingan untuk membantu mempercepat mengantikan karbohidrat yang terpakai. Untuk menyempurnakan kebutuhan nutrisi, pemain tenis juga diharapkan untuk memenuhi kebutuhan lemak sekurangnya sebesar 1 gram / kg berat badan tiap hari-nya serta tidak lupa memenuhi kebutuhan protein sebesar 1.2-1.7 g/kg berat badan tiap harinya. (kbl)

SUMBER :
1.American Dietic Association
2.ITF Coach Education Series
3.Advanced Sports Nutrition
4.Br J Sports Medicine
5. http://pssplab.com/book/2008/03/tenis/

1 komentar: