Tenis dikategorikan sebagai olahraga yang terdiri dari
kombinasi antara komponen aerobik dan anaerobik. Olahraga ini juga mulai
dikategorikan sebagai ‘power sport’ dengan intensitas tinggi yang melibatkan
beberapa aktivitas yang bersifat short bursts selain itu karena pertandingan
tenis dapat juga berlangsung dalam waktu yang panjang hingga mencapai 5 jam
maka olahraga ini mungkin juga dapat dikategorikan sebagai olahraga ketahanan
(endurance).
Waktu permainan efektif dalam pertandingan tenis yaitu total
waktu efektif bermain dalam 1 pertandingan adalah sekitar 20-30% untuk lapangan
tanah liat dan 10-15% dalam lapangan keras. Dalam interval waktu ini juga ,
seorang pemain tenis akan berlari dengan jarak rata-rata sejauh 3 m per
pukulan, berlari secara total sejauh 8-12 m hingga memperoleh point serta akan
menyelesaikan 300-500 kegiatan intensitas tinggi dalam pertandingan dengan
sistem best of three. Mulai tahun 2004, periode recovery dan waktu istirahat
maksimum dalam pertandingan tenis telah di tetapkan oleh ITF. Waktu maksimum
untuk istirahat antar poin adalah 20 detik, 90 detik antara pergantian servis
serta 120 detik antar pergantian set.
Dalam menjalani kompetisi yang ketat, pemain tenis membutuhkan
jumlah energi yang cukup besar dalam satu pertandingannya. Konsumsi energi pada
pertandingan tenis single yang bersifat non-kompetitif diperkirakan adalah
sekitar 300-660 kal/jam, sedangkan pada pertandingan ganda non-kompetitif
konsumsi energinya adalah sekitar 204-462 kal per jam. Sedangkan untuk para
pemain tenis pada level kompetitif konsumsi energi-nya menjadi lebih besar
yaitu sekitar 384-660 kal per jam.
Sebagai olahraga yang dominan mengunakan kombinasi aktivitas
aerobik dan anaerobik, metabolisme energi tubuh akan berjalan melalui 2 sistem
utama yaitu sistem metabolisme energi aerobik dan energi anaerobik.Serta
bergantung terhadap intensitas pertandingan, sistem metabolisme energi secara
aerobik akan mengunakan simpanan karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi
utamanya .Sedangkan pada aktivitas anaerobik yang biasanya merupakan aktivitas
dengan intensitas maksimum atau tinggi, metabolisme energi tubuh akan berjalan
secara anaerobik dengan mengunakan sistem phosphocreatine (PCr) dan anaerobik
glikolisis (pemecahan glikogen) untuk memenuhi kebutuhan energi.
Sebagai sumber energi utama baik untuk metabolisme aerobik
dan anaerobik, kebutuhan konsumsi nutrisi karbohidrat agar kebutuhan energi
dalam olahraga tenis dapat terpenuhi adalah sekurangnya sebesar 6 gr per kg
berat badan per hari (420 gr karbohidrat per hari untuk pemain tenis dengan
berat badan 70 kg) atau kebutuhan ini akan meningkat menjadi 7-10 gr per kg
berat badan apabila terjadi peningkatan frekuensi latihan. Contoh dari karbohidrat
yang baik untuk dikonsumsi baik dalam suasana latihan atau pertandingan adalah
nasi, pasta, pancake, roti selai/madu, kentang, sereal, bubur, puding dan juga
buah-buahan seperti pisang atau apel. Konsumsi karbohidrat juga perlu
diperhatikan terutama dalam interval < 2 jam setelah latihan/pertandingan
untuk membantu mempercepat mengantikan karbohidrat yang terpakai. Untuk
menyempurnakan kebutuhan nutrisi, pemain tenis juga diharapkan untuk memenuhi
kebutuhan lemak sekurangnya sebesar 1 gram / kg berat badan tiap hari-nya serta
tidak lupa memenuhi kebutuhan protein sebesar 1.2-1.7 g/kg berat badan tiap
harinya. (kbl)
SUMBER :
1.American Dietic Association
2.ITF Coach Education Series
3.Advanced Sports Nutrition
4.Br J Sports Medicine
5. http://pssplab.com/book/2008/03/tenis/
Thanks ya sob udah share ................
BalasHapusbiro tiket pesawat