Peningkatan pembentukan radikal bebas dalam aktivitas
olahraga dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu oleh rusaknya
jaringan otot akibat dari gerakan-gerakan yang bersifat eksposif, konversi
radikal bebas lemah (superoxide) menjadi radikal bebas yang lebih merusak
(hydroxyl) oleh akumulasi asam laktat otot serta dari peningkatan metabolisme
energi yang meningkatan jumlah molekul oksigen (O2) di dalam tubuh.
Ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas yang terbentuk
di dalam tubuh dengan kapasitas kemampuan antioksidan alami tubuh untuk
‘menjinakannya’ dapat menyebabkan kondisi yang disebut sebagai stres oksidatif
(oxidative stress). Stress oksidatif yang dipicu oleh peningkatan jumlah
radikal bebas di dalam tubuh akibat dari peningkatan metabolisme energi ,
kualitas udara yang buruk ataupun sebab lainnya dapat menyebabkan kerusakan
pada sel, jaringan dan organ tubuh serta juga menjadi penyebab timbulnya
beberapa macam penyakit seperti kanker, alzheimer dan juga pemyakit jantung.
Inefisiensi metabolisme energi
Untuk dapat mengkonversi nutrisi menjadi energi, proses
metabolisme energi secara aerobik membutuhkan kehadiran oksigen (O2). Hanya
saja, seperti halnya pada proses kimia lainnya, proses metabolisme energi juga
mempunyai inefisiensi sehingga tidak dapat berjalan 100% sempurna sehingga
menyisakan sekitar 4-5% dari total oksigen yang dikonsumsi tidak bereaksi.
Nutrisi + O2 —–> Energi + CO2 + H2O + O2
Berbeda dalam keadaan istirahat, aktivitas olahraga akan
meningkatkan metabolisme energi sebesar 10-20 kali sehingga juga akan
meningkatkan jumlah konsumsi oksigen yang kemudian akibat dari inefisiensi
proses kimia juga akan meningkatkan jumlah sisa oksigen bebas yang tidak
bereaksi. Peningkatan jumlah oksigen bebas di dalam tubuh ini harus
diperhatikan karena oksigen bersifat reaktif sehingga dapat memberikan dampak
yang kurang baik bagi kesehatan.
Pembentukan Spesies Oksigen Reaktif
Oksigen (O2), molekul yang sangat penting bagi kehidupan dan
kesehatan manusia serta merupakan komponen penting dalam proses metabolisme
energi juga dapat merugikan kesehatan apabila terakumulasi dalam jumlah yang
berlebih di dalam tubuh. Molekul oksigen mempunyai 2 elektron bebas yang tidak
berpasangan sehingga terkategorikan sebagai radikal bebas yang mempunyai
kemampuan untuk ‘mencuri’ elektron dari molekul lain sehingga dapat memicu
terjadinya reaksi berantai yang menciptakan lebih banyak radikal bebas yang
dapat merusak jaringan dan juga sel-sel tubuh.
Di dalam tubuh molekul oksigen juga dapat tereduksi menjadi
beberapa jenis radikal bebas dengan tingkat kereaktifan berbeda-beda yang
dikenal sebagai spesies oksigen reaktif (reactive oxygen species,ROS) yaitu
superoxide, hydroperoxyl, hydrogen peroxide dan hydroxyl. Diantara ke-empatnya,
radikal bebas hydroxyl mempunyai kereaktifan serta kemampuan ‘merusak’ yang
paling tinggi. Proses lengkap reduksi molekul oksigen menjadi ROS dapat dilihat
pada persamaan reaksi berikut :
(1) O2 + e- —-> O2- (superoxide)
(2) O2- + H2O —> HO2 + OH- (hydroperoxyl)
(3) HO2 + e- + H —-> H2O2 (hydrogen peroxide)
(4) H2O2 + e- —-> OH + OH- (hydroxyl radical)
Hasil reduksi molekul oksigen yang menghasilkan spesies
oksigen reaktif juga mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan sel, DNA dan
juga protein sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan-jaringan
tersebut. Pada jenis latihan olahraga yang bersifat eccentric, beberapa hasil
studi menunjukan akumulasi ROS di dalam tubuh menjadi salah satu penyebab
kerusakan, rasa nyeri dan peradangan pada jaringan otot. (kbl)
SUMBER:
1.Free Radicals in Biology and Medicine.2nd edition.Oxford
University Press.1989
2.Proceeding of the Nutrition Society.46, 77-80.1987
3.Nutritional Supplements in Sports and Exercise.Humana
Press.2008
4.J of Exerc Sci & Fitness.2(2):94-98.2004
5.Eur J of App Physiol & Occ Physio.Vol 67,No.5.1993
6.http://pssplab.com/book/2009/11/olahraga-peningkatan-radikal-bebas/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar