Minggu, 04 November 2012

OLAHRAGA & PENINGKATAN RADIKAL BEBAS


Peningkatan pembentukan radikal bebas dalam aktivitas olahraga dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu oleh rusaknya jaringan otot akibat dari gerakan-gerakan yang bersifat eksposif, konversi radikal bebas lemah (superoxide) menjadi radikal bebas yang lebih merusak (hydroxyl) oleh akumulasi asam laktat otot serta dari peningkatan metabolisme energi yang meningkatan jumlah molekul oksigen (O2) di dalam tubuh.

Ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh dengan kapasitas kemampuan antioksidan alami tubuh untuk ‘menjinakannya’ dapat menyebabkan kondisi yang disebut sebagai stres oksidatif (oxidative stress). Stress oksidatif yang dipicu oleh peningkatan jumlah radikal bebas di dalam tubuh akibat dari peningkatan metabolisme energi , kualitas udara yang buruk ataupun sebab lainnya dapat menyebabkan kerusakan pada sel, jaringan dan organ tubuh serta juga menjadi penyebab timbulnya beberapa macam penyakit seperti kanker, alzheimer dan juga pemyakit jantung.

Inefisiensi metabolisme energi
Untuk dapat mengkonversi nutrisi menjadi energi, proses metabolisme energi secara aerobik membutuhkan kehadiran oksigen (O2). Hanya saja, seperti halnya pada proses kimia lainnya, proses metabolisme energi juga mempunyai inefisiensi sehingga tidak dapat berjalan 100% sempurna sehingga menyisakan sekitar 4-5% dari total oksigen yang dikonsumsi tidak bereaksi.

Nutrisi + O2 —–> Energi + CO2 + H2O + O2

Berbeda dalam keadaan istirahat, aktivitas olahraga akan meningkatkan metabolisme energi sebesar 10-20 kali sehingga juga akan meningkatkan jumlah konsumsi oksigen yang kemudian akibat dari inefisiensi proses kimia juga akan meningkatkan jumlah sisa oksigen bebas yang tidak bereaksi. Peningkatan jumlah oksigen bebas di dalam tubuh ini harus diperhatikan karena oksigen bersifat reaktif sehingga dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi kesehatan.

Pembentukan Spesies Oksigen Reaktif

Oksigen (O2), molekul yang sangat penting bagi kehidupan dan kesehatan manusia serta merupakan komponen penting dalam proses metabolisme energi juga dapat merugikan kesehatan apabila terakumulasi dalam jumlah yang berlebih di dalam tubuh. Molekul oksigen mempunyai 2 elektron bebas yang tidak berpasangan sehingga terkategorikan sebagai radikal bebas yang mempunyai kemampuan untuk ‘mencuri’ elektron dari molekul lain sehingga dapat memicu terjadinya reaksi berantai yang menciptakan lebih banyak radikal bebas yang dapat merusak jaringan dan juga sel-sel tubuh.

Di dalam tubuh molekul oksigen juga dapat tereduksi menjadi beberapa jenis radikal bebas dengan tingkat kereaktifan berbeda-beda yang dikenal sebagai spesies oksigen reaktif (reactive oxygen species,ROS) yaitu superoxide, hydroperoxyl, hydrogen peroxide dan hydroxyl. Diantara ke-empatnya, radikal bebas hydroxyl mempunyai kereaktifan serta kemampuan ‘merusak’ yang paling tinggi. Proses lengkap reduksi molekul oksigen menjadi ROS dapat dilihat pada persamaan reaksi berikut :

(1) O2 + e- —-> O2- (superoxide)
(2) O2- + H2O —> HO2 + OH- (hydroperoxyl)
(3) HO2 + e- + H —-> H2O2 (hydrogen peroxide)
(4) H2O2 + e- —-> OH + OH- (hydroxyl radical)

Hasil reduksi molekul oksigen yang menghasilkan spesies oksigen reaktif juga mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan sel, DNA dan juga protein sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan-jaringan tersebut. Pada jenis latihan olahraga yang bersifat eccentric, beberapa hasil studi menunjukan akumulasi ROS di dalam tubuh menjadi salah satu penyebab kerusakan, rasa nyeri dan peradangan pada jaringan otot. (kbl)

SUMBER:
1.Free Radicals in Biology and Medicine.2nd edition.Oxford University Press.1989
2.Proceeding of the Nutrition Society.46, 77-80.1987
3.Nutritional Supplements in Sports and Exercise.Humana Press.2008
4.J of Exerc Sci & Fitness.2(2):94-98.2004
5.Eur J of App Physiol & Occ Physio.Vol 67,No.5.1993
6.http://pssplab.com/book/2009/11/olahraga-peningkatan-radikal-bebas/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar